Selasa, 30 Maret 2010

Keluarga Berencana; Apakah di butuhkan di Papua????

Bulan November 2009 yang lalu saya membantu salah satu NGO internasional yang bekerja di Papua untuk melakukan field research di beberapa kabupaten di Papua dan Papua Barat yang akan menjadi tempat mereka bekerja. Puji Tuhan saya berkesempatan untuk mengunjungi kota kelahiran saya Manokwari.
Manokwari, sebuah kota yang indah, nyaman sejuk, dan terkenal sebagai tempat masuknya Injil di Tanah Papua, kini telah menjadi ibu kota Provinsi Papua Barat. Manokwari kini mulai menjadi padat, kota yang sejuk itu perlahan mulai menjadi panas dan membuat kita gerah di siang hari. Kepadatan ini disebabkan tingginya tingkat urbanisasi di kota tersebut. Jelas "dimana ada gula disitu ada semut".
Melihat kepadatan ini, program Keluarga Berencana (KB) kembali di gencarkan di tanah kepala burung ini, namun sama seperti sebelumnya berbagai penolakan terjadi, dengan alasan: Papua itu masih luas, jangan batasi kami punya jumlah anak...sekarang jumlah orang Papua sedikit, kalau kita batasi jumlah anak nanti kita bisa habis ...dan sebagainya dan sebagainya.

seatu saat saya dan tim berkesempatan untuk bertemu dengan Ketua Dewan Adat untuk Wilayah III Papua, yang juga adalah salah satu tetua adat di kabupaten Manokwari (Bapak Barnabas Mandacan). Pada perbincangan kami yang banyak membahas tentang perubahan-perubahan yang terjadi di Manokwari, kami sempat menanyakan pendapat beliau tentang Program KB. Tanggapan beliau juga sama seperti masyarakat lainnya. KB menurut beliau adalah pembatasan anak dan itu sangat tidak diinginkan.

Dari perbincangan kami yang panjang akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan. Telah ada kesalahan dalam penyebaran informasi tentang program KB. Masyarakat memandang program KB adalah program pembatasan jumlah anak. Pemahaman ini mereka dapat dari informasi oleh banyak media dan pemerintah (Slogan "dua anak cukup") yang tersebar dimana-mana. Lantas apakah benar program KB adalah program pembatasan jumlah anak?

Dari kepanjangannya, KB adalah Keluarga Berencana yakni bahwa bagaimana membangun sebuah keluarga yang sudah direncanakan. Seperti remaja di ajak untuk merencanakan kapan akan menikah, lalu kapan akan mempunyai anak, dan bagaimana merencanakan kelahiran dan jumlah anak. KB tidak membatasi jumlah anak, namun lebih menekankan pada bagaimana agar keluarga lebih berkualitas dengan merencanakan kelahiran dan jumlah anak.
Kenapa perencanaan ini penting? Contoh sederhana, si ibu baru saja melahirkan 9 bulan yang lalu, dan dia baru saja memulihkan kondisi tubuhnya karena masih mesti tetap menyusui, namun karena kehamilan yang tidak direncanakan dia hamil lagi, nah secara otomatis kualitas kesehatannya menurun, tentu ini akan mempengaruhi kualitas kehamilan karena berkaitan dengan nutrisi pada saat kehamilan ke bayi, nutrisi pada saat menyusui, dan nutrisi untuk si ibu sendiri.
Selain masalah nutrisi, masalah ekonomi keluarga juga penting. Membesarkan anak salah satu faktor penting adalah pemenuhan keperluan si anak. Jika direncanakan dengan baik maka keluarga akan tahu kapan mereka siap untuk memiliki anak lagi dan sanggup untuk menghidupinya. Jangan sampai anak tersebut tidak mendapatkan makanan yang cukup, tempat tinggal yang nyaman dan pendidikan formal yang baik. Rentetan hal diatas adalah hal-hal penting yang menunjang sebuah keluarga menjadi keluarga yang berkualitas.

Menghasilkan Keluarga Berkualitas, inilah yang menjadi point penting dalam Program Keluarga Berencana. Setelah ini disampaikan barulah dapat menjadi terima dengan baik oleh pak Bas.

Ya, publikasi program ini memang perlu dibenahi agar tidak ada kesan yang muncul bahwa KB adalah program untuk membatasi jumlah anak dan tidak muncul kecurigaan bahwa program ini di gunakan untuk menurunkan jumlah orang Papua di tanahnya sendiri. Gambar 2 anak dan semboyan 2 anak cukup yang terpampang di depan kantor BKKBN Provinsi perlu untuk di perbaharui agar pola pikir ini tak muncul di tengah masyarakat.

Tingkatkan kualitas hidup dengan meningkatkan Kualitas Keluarga yang direncanakan.

Selasa, 12 Mei 2009

FORGEP Jejaring PE Kota Jayapura: Kepedulian sebagai lilin Penerang Kehidupan.

Ada banyak orang muda didunia ini yang begitu menikmati kebebasanya, namun ada juga anak-anak muda yang merasa sudah kehilangan kehidupannya. Kehilangan kehidupan yang bukan berarti kematian secara fisik, namun kematian secara lahiriah.
Kematian secara lahiriah adalah sesuatu yang justru lebih parah daripada kematian secara fisik. Kematian ini justru muncul saat generasi muda mulai mencoba untuk terjun kehal-hal duniawi yang justru menjerumuskan mereka. Seks bebas, narkotika, alkohol, apakah ini kehidupan selama ini mereka idam-idamkan?
Terinspirasi oleh kehidupan inilah para pendahulu kita yang terlebih dahulu terjun dalam dunia penanggulangan HIV berusaha untuk lebih meraih hati anak-anak muda dengan menggunakan tenaga anak muda juga yang mau berubah dan merubah hidup dan perilaku teman-temannya kearah yang lebih baik.
Forum Generasi Peduli HIV tau yang kini dikenal dengan FORGEP adalah salah satu wadah yang emnampung sejumlah Peer Edukator di bidang HIV yang peduli akan keberadaan sesama orang muda yang tidak peduli akan kehidupannya.
FORGEP di bentuk pada tanggal 10 Mei 2009. Dalam kesehariaannya, FORGEP akan di pawangi oleh David yang merupakan relawan dari YPPM.
Keberadaan FORGEP ini selanjutnya dapat menjadi pemicu bagi orang muda untuk mau berbagi dan bekerja bagi sesama yang membutuhkan informasi seputar kesehatan reproduksi dan masalah-masalahnya.
Selain itu, semangat kepedulian ini sangat ingin dibagikan kepada semua orang muda sebagai lilin penerang kehidupan mereka yang lilinya telah padam....

Maju Terus, tebarkan semangatmu, dan bersuaralah bagi mereka yang tak dapat bersuara....^^

Minggu, 03 Mei 2009

Kekuatan dalam Kekurangan.... (Potret Pendidikan Yahukimo Papua)

Kampung Wanem yang berjarak bermil-mil jauhnya dari kabupaten Yahukimo adalah satu dari sekian daerah terpencil di Papua. Daerah yang berada di Pegunungan Papua sungguh merupakan sebuah maha karya ciptaan Tuhan yang luar biasa. Keindahan Panorama dan keramahan penduduknya membuat kita yang singgah di daerah ini merasa seperti dirumah sendiri.
Ada banyak hal yang dapat kita lihat dari daerah kecil ini. Salah satunya adalah semangat berkobar yang muncul dari sejumlah siswa-siswi Sekolah Dasar Marthen Luther yang hari itu dengan penuh semangat mengikuti Upacara Bendera dengan baju seragam yang mungkin hanya sepasang yang mereka miliki selama bertahun-tahun bersekolah di sekolah tersebut, tanpa alas kaki, menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumah mereka dengan berjalan kaki. Seberapa jauh perjalanan yang mereka tempuh, atau seberapa pagi mereka bangun untuk menempuh perjalanan tersebut tidak menurunkan semangat mereka untuk menuju ke sebuah bangunan yang sudah tua demi melihat dunia dibalik kampung mereka.

Kebanyakan guru yang mereka miliki adalah lulusan-lulusan SMA yang menjadi relawan untuk mengajar di sekolah tersebut. Ketulusan para relawan yang juga adalah putra-putra papua untuk mengabdikan diri mereka adalah sebuah hadiah terindah yang dimiliki para siswa ini.

Melihat wajah-wajah polos ini belajar berhitung sungguh amat menyentuh. Pernahkah terbayang dalam benak kita jika kita yang sudah terbiasa menggunakan kalkulator untuk berhitung, lalu terpaksa menggunakan rumput ilalang untuk melakukannya? Terbayangkah kita jika kita yang terbiasa menggunakan sepatu ke sekolah lalu tidak dapat menggunakannya? Terbayangkah jika kita yang sudah terbiasa mengguanak taksi atau kendaraan pribadi ke sekolah harus meninggalkan itu semua lalu harus berjalan kaki menempuh sekian kilometer untuk menuju ke sekolah? Terbayangkah kita jika kita hanya diajar oleh guru yang lulusan SMA dan bukan S.Pd? Terbayangkah kita ketika kita pulang sekolah kita harus bekerja mencari makanan di kebun dulu untuk dimakan siang itu? Lebih parah lagi terbayangkah dibenak kita jika kita harus belajar di malam hari hanya dengan penerangan lilin????

Terkadang semua alasan diatas kita katakan sebagai penghalang dan penyebab jebloknya nilai kita. Tapi terbayangkah dibenak kita bahwa itulah yang dihadapi sebagian anak di daerah terpencil? Terbayangkah bahwa itu adalah semangat mereka? Dan terbayangkah kalau dengan itulah mereka mampu mengukir prestasi???
Lantas bagaimana dengan kita? apakah keterbatasan akan menjadi penghalang ataukah justru kelebihan yang menjadi penghalang kita dalam meraih apa yang kita impikan?
Ini hanya sebuah potret kecil pendidikan yang menjadi semangat juang mereka yang hidup dalam kekurangan namun untuk kita yang justru hidup dalam kelebihan hendaknya menjadi cermin diri untuk tidak mengeluh dan terus berjuang.....
Salam Cinta untuk mu BumiKU.......

Selasa, 28 April 2009

Memori dan hafalan....Tips buat kamu yang lagi ngadapin ujian....

Hafalan juga memori hanya aja prosesnya berbeda. Lantas apa sich bedanya????

Memori bisa aja terjadi tanpa kita ngelakuin sebuah usaha. Maksudnya???
Contohnya kalo ada teman kita yang curhat ama kita tentang apa yang dia rasain, ato tentang kisahnya sama mantannya yang baru aja dia putusin. Kita akan dengan mudah mengingat cerita yang ia ceritakan pada kita tanpa kita berusaha untuk menghafalnya.
Nah kalo hafalan, kita perlu untuk terus menerus mengingat apa yang kita baca ato dengar. Contohnya kita mesti ngafalin teks or naskah drama yang udah disiapin untuk kita pentaskan.
Nah sesuatu juga kan lebih mudah masuk dalam memori kita kalo ia bersifat gramatikal, dengan membawa logika kita dalam berpikir. Coba perhatika dua kalimat berikut:

1. Ibu pergi ke pasar
2. Pasar ke ibu pergi

akan lebih mudah masuk dalam memori kita kalimat yang pertama karena susunannya gramatikal dari pada kalimat kedua yang nggak jelas kalimatnya karena tidak gramatikal dan tidak logis.
Nah hal diatas dapat lita gunakan dalam mempersiapkan diri mengikuti tes ato ujian baik di sekolah atopun untuk masuk ke universitas. Belajarlah untuk mengingat sesuatun secara gramatikalo. misalnya ketika mempelajari pelajaran fisika, belajarlah untuk mengerjakan soal dari rumus yang paling dahulu ditemukan karena seterusnya mereka akan saling berhubungan, ato dengan pelajaran bahasa, cobalah untuk membaca apa itu bahasa, kemudaian bagian-bagiannya, lalu jika sudah masuk dalam sastra, bacalah apa itu sastra dan bagia-bagiannya hingga akhirnya.

so buat kamu-kamu yang lagi pada sibuk mo ngikut UMPTN or ujian2 or tes lainnya, kamu bisa mencoba tips ini....

SUKSES y....

Senin, 27 April 2009

Karya sastra, mimpi yang tak tercapai.

Karya sastra yang sering di katakan seagai "fiction" adalah sesuatu yang luar biasa. Kenapa luar biasa? bisa kita bayang kan seseorang membuat sebuah cerita yang hanaya ada dalam bayangannya. Dapat dikatakan ketika seseorang membuat sebuah ceita, ia sebenarya sedang bermimpi. Bermimpin akan sesuatu yan g tak ada dalam dirinya. sese\uatu yang ia idolakan untuk ada dalam kehidupan manusia.
Bayangkan bagaimana seorang Sir Arthur Conan Doyle membuat cerita hebat dan tokoh terkenal Sherlock Holmes. Bagaimana ia menciptakan tokoh yang dapat memecahkan masalah yang hampir tidak ada petunjuknya. sosok yang kalau ada didunia nyata, maka kejahatan di kota London mungkin tidak akan pernah ada. Tokoh yang mungkin dapat membantu FBI ato BIN untuk memecahkan berbagai masalah kriminalitas di dunia ini.
mimpi inilah yang sebenarnya tak tercapai dalam kehidupan manusia sehingga Arthur Conan Doyle tampakkan dalam karyanyaa. Sebuah mimpi yang tak terapai....